Banten Siap Bangkitkan Ekonomi Desa Lewat Koperasi Merah Putih

Sumber Gambar :

Banten, 21 Juli 2025 — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto hari ini meresmikan peluncuran program nasional Koperasi Merah Putih, sebuah gerakan ekonomi rakyat yang ditujukan untuk menguatkan struktur ekonomi di tingkat desa dan kelurahan. Program ini menargetkan pembentukan 80.000 koperasi yang tersebar di seluruh Indonesia. di Provinsi Banten, gaung inisiatif ini langsung disambut dengan antusias dan kesiapan luar biasa.

Dengan semangat gotong royong yang menjadi akar koperasi Indonesia, Pemerintah Provinsi Banten telah menyiapkan lebih dari 1.500 koperasi yang kini tengah berdiri atau dalam tahap akhir legalisasi. Menurut data Dinas Koperasi dan UKM Banten, hampir 93 persen desa dan kelurahan di provinsi ini sudah memiliki akta pendirian koperasi Merah Putih. Ini menjadikan Banten sebagai salah satu provinsi dengan tingkat kesiapan tertinggi dalam menjalankan program strategis nasional ini.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten, Agus Mintono, menyatakan bahwa semangat masyarakat begitu tinggi. “Kami melihat ini bukan sekadar program pemerintah, tapi menjadi gerakan bersama masyarakat desa untuk mandiri secara ekonomi. Mulai dari kepala desa, tokoh masyarakat, hingga pelaku UMKM, semua ikut bergerak,” ujarnya.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap kesiapan tersebut, empat koperasi dari Banten bahkan dipilih menjadi proyek percontohan (mock-up) dalam acara peluncuran nasional. Mereka berasal dari Kota Tangerang, Kota Serang, Kabupaten Lebak, dan Kota Cilegon. Koperasi-koperasi ini dinilai telah memenuhi standar kelembagaan dan operasional untuk menjadi model pengembangan koperasi desa yang modern, terintegrasi, dan profesional.

Koperasi Merah Putih tidak hanya berfungsi sebagai tempat simpan pinjam atau distribusi bahan pokok, tetapi juga akan menyediakan layanan sosial yang menyentuh langsung kebutuhan warga. Di antaranya adalah layanan apotek dan klinik desa, yang mulai digarap secara bertahap. Di Banten, lebih dari 100 titik apotek desa telah disiapkan untuk memperkuat akses kesehatan, terutama di daerah terpencil.

Tak hanya itu, koperasi juga akan menjadi jalur distribusi berbagai kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, telur, gula, dan produk lokal lainnya, dengan harga yang lebih terjangkau karena langsung disalurkan dari produsen. Dengan begitu, rantai pasok yang selama ini panjang bisa dipangkas, dan harga kebutuhan masyarakat bisa dikendalikan lebih baik.

Bagi pelaku UMKM dan petani kecil di Banten, kehadiran koperasi ini memberikan harapan baru. Koperasi berfungsi sebagai agregator produk lokal—mulai dari kerajinan, makanan olahan, hingga hasil pertanian seperti beras Ciherang, gula aren Lebak, atau keripik singkong dari Serang. Para pelaku usaha kini tidak perlu lagi menjual sendiri-sendiri atau bergantung pada tengkulak.

Bagi Pemerintah Provinsi Banten, peluncuran ini adalah awal dari lompatan besar. “Kami tidak ingin koperasi ini hanya ada di atas kertas. Kami ingin koperasi benar-benar jadi mesin ekonomi rakyat yang nyata, menghidupi banyak orang, dan membuat desa jadi kuat,” kata Agus Mintono.

Gerakan Koperasi Merah Putih membawa misi besar: mengembalikan kedaulatan ekonomi ke tangan rakyat, dimulai dari desa. Di Banten, semangat itu bukan hanya wacana. Ia tumbuh di tanah-tanah subur, hidup dalam tekad warga desa, dan kini mulai menggerakkan roda ekonomi baru yang berpihak pada rakyat.


Share this Post